Tuesday, November 16, 2010

Menghidupkan Kota Seni

T13/OJ/2010                     
                                                                          
    Atifa Adlina
   210110090007
Kota seni merupakan acara seni pertama yang diadakan BEM Fisip Universitas Indonesia. Acara ini bertemakan “Satu Kota, Seribu Karya, Satu Identitas”. Acara yang membawa seni ke dalam dunia sosial dan politik ini membuat konsep kota karena dekat dengan Fisip yang berhubungan dengan sosial politik  yang juga dekat dengan arti sistem pemerintahan itu sendiri. Kota seni ini membawa 13 bagian seni ke dalam satu wilayah kampus Fisip.
Acara yang terlaksana pada tanggal 6-13 November 2010 ini mempunyai banyak rangkaian acara disetiap harinya. Layaknya sebuah kota, pengubahan kampus bisa ditemui hutan, galeri, mall, bioskop, dan sistem pemerintahannya sendiri.
Kota seni ini tidak hanya menghadirkan sesuatu kepada para pengunjungnya. Para panitianya sendiri mempunyai konsep agar kota ini bisa dijadikan tempat berbagi dan mendapatkan sesuatu di dalamnya. Ketika melakukan roadshow, segmentasinya pun mengundang karya-karya, atau bisa disebut undangan berkarya agar karya tersebut bisa dipamerkan. Seperti dalam temanya juga, seribu karya tersebut dipamerkan dalam acara kota seni ini.


Kota seni ini tidak hanya melibatkan masyarakat Universitas Indonesia saja, tetapi dari berbagai kalangan. Baik dari anak kecil, remaja, dewasa hingga yang tua. Acara pembuka pun menampilkan drum band yang dibawakan oleh siswa-siswi Taman Kanak-Kanak.
Kesenian yang ditampilkan dari acara ini terdapat kesenian moderen dan tradisional. Diantaranya, melukis, film, foto, taman batik, pabrik sastra, mall desain, ruang teatrikal, alun-alun musik, tenmpat tari, dan kuliner kopi. Ketika ditanya apa perbedaan kota seni ini dengan yang lain, Lele, ketua pelaksana pun menjawab bahwa acara ini lebih menampilkan seni daripada kebudayaan. Para panitia ingin membuktikan bahwa seni di Indonesia tidak sebatas tari dan batik saja. Mereka ingin menampilkan bahwa Indonesia kaya akan kesenian. Perbedaan kesenian itu bukannya
menciptakan perpecahan tapi
malah mempersatukan kita sebagai satu identitas yaitu Indonesia. “Seni itu sangat berdamai dengan siapapun” tutur Lele.



data narasumber
nama : lele
no. hp : 085714205349
mahasiswi fakultas ilmu sosial ilmu politik jurusan kriminologi

No comments:

Post a Comment